Thursday, August 30, 2007

Belok kiri, langsung

Tiba-tiba polisi yang berada di seberang jalan menyuruh saya untuk berhenti di pinggir jalan.

Awal ceritanya, saya dan keluarga mau cari makan di sekitar masjid Al Azhar Kebayoran. Karena tidak ada yang cocok, akhirnya kita putar haluan. Rencananya cari makan di Pamulang aja. Pas di perempatan lampu merah saya belok kiri saat lampu merah menyala. Nah rupanya di
seberang jalan sudah ada 3 polisi yang sedang tugas. Alhasil saya di suruhnyalah ke pinggir.

Dia bilang saya nyerobot lampu merah. Lalu minta SIM, saya berikan. Kemudian saya bilang kalo saya melanggar rambu lalu lintas. Lampu merah memang menyala tapi di persimpangan jalan itu tidak ada larangan untuk berbelok. Tidak ada anjuran rambu "Belok kiri mengikuti lampu merah". Dan lampu merahnya cuma ada satu. Tidak ada lampu merah untuk yang belok kiri. Ada rambu dilarang belok kiri tapi disitu tertulis "kecuali berpenumpang 3 orang atau lebih". Kita di mobil isinya 5 orang.

Polisi itu bilang kalo lampu merah itu untuk semua. Termasuk yang belok kiri. Katanya kalo belok kiri dibolehkan kalo ada dua lampu merah dan lampu merah yg di kiri itu kuning kedip kedip. Contohnya adalah jalan yang tadi saya lalui. Kita, saya dan polisi itu, saling gak mau mengalah. Saya berpendirian bahwa pendapat saya yang benar. Saya bilang kalo begitu, lebih baik ditilang aja nanti dipengadilan kita buktikan siapa yang benar. Akhirnya setelah sahut2an, mungkin 10 - 15 menit STNK & SIM saya dikembalikan. Dia pesan agar saya pelajari baik-baik aturan lalu lintas. Saya ucapkan terima kasih sambil berjabatan tangan.

Terus terang saya yakin 100% bahwa pendapat saya benar. Karena saya pernah melakukan hal sama dan kena tilang. Saat saya datang ke pengadilan untuk ambil SIM saya ceritakan kejadiannya kepada polisi jaga. Dia bilang bahwa yang namanya larangan harus jelas tertulis,
misalnya "belok kiri mengikuti lampu merah". Selama tidak ada larangan itu atau tidak ada lampu merah panah kiri, maka boleh untuk belok kiri. Rambu "belok kiri jalan terus" merupakan penegasan saja.

Sunday, August 19, 2007

Kemerdekaan

Ngomong tentang kemerdekaan, menurut tetangga saya, sebenarnya sampai
saat ini kita belum merdeka. Lho kok bisa?. Iya katanya, dan itu
tertulis jelas dalam pembukaan UUD 45. Sampai saat ini kita baru
sampai di pintu gerbang kemerdekaan. Ibarat anak TK, kalo dianterin
sampe pintu gerbang sekolah aja biasanya dia malah balik, gak berani
masuk. He he he.... bisa aja si Om, gumam saya

17-an

Baru aja gw balik dari acara panggung 17-an di saung RT 02. Acaranya
meriah. Selain pembagian hadiah untuk lomba2, ada karaoke juga.
Kemarin malam, dipertandingankan balap karung tim & hula hup buat
bapak2 & ibu2. Lomba untuk anak2 sudah dilaksanakan sore hari.

Nah ceritanya malam ini, puncak acaranya. Pake projector & organ.
Penontonnya ya warga RT02, duduk lesehan diatas tiker bersama
keluarganya. Sebagian bapak2 dipinggir lapangan nonton sambil sesekali
ngobrol dgn teman disebelahnya.

Baru sadar, ketika giliran anak2 dipanggil kepanggung untuk nyanyi
bersama ternyata jumlah mereka banyak juga. Aya ikut nonton juga.
Walaupun tertidur sebelum acaranya selesai.

Tahun ini merupakan dirgayu yang ke 62 kali bagi NKRI. Semoga dengan
bertambahnya usia bertambah pula kesejahteraan & keadilan bagi
warganya.

Wednesday, August 01, 2007

SBY vs ZM


Minggu ini berita di media masa baik elektronik maupun cetak mengangkat polemik antara pejabat di negeri ini. Tuduhan ZM tentang masa lalu SBY, berdasarkan rekaman video pernyataan seorang wanita disebuah, diperkirakan, warung pinggir jalan.

Terlepas benar tidaknya tuduhan tersebut saya melihatnya sebagai perbuatan yang kontra produktif. Manusia tempat salah & khilaf. Tetapi ketika orang sudah bertobat (kepada Allah) & meminta maaf (kepada manusia) maka lupakan sudah kejadian kemarin. Mari lihat masa depan.

Bayangkan jika setiap orang mengungkit masa lalu orang lain. Kita tidak akan pernah mendengar nasihat yang baik dari para ustadz, menentang perintah atasan. Semua merasa dirinya benar. Dunia ini akan hancur. Dalam ajaran Islam ada larangan mengungkit kejelekan & keburukan orang lain.

Ketika kita masih berkutat dengan masa lalu, percayalah kita akan lelah, habis energi sia sia & tertinggal jauh oleh orang (bangsa) lain.

Hanya kedengkian yang bisa mengalahkan logika & keimanan sehingga orang sibuk dengan sisi gelap orang lain.