Tuesday, September 28, 2004

Tak ada yang abadi

Sering kita melihat kisah sukses menghiasi headline majalah dan surat kabar. Media elektronik juga tak mau kalah, mereka pun membahas dan menganalisa keberhasilan itu.

Kiat sukses yang dijalankan pada masa lalu belum tentu akan berhasil pada saat ini. Orang berubah. Oraganisasi berubah. Dunia pun ikut berubah.

Dulu, orang memotong es di kutub kemudian dibawa ke Amerika. Semua orang suka. Produk laku keras, sukses. Kemudian para pengusaha mencoba mengembangkan produksi. Pengiriman dipercepat dan kapasitas kapal diperbesar. Alat potong es dikembangkan. Sukses tahap dua terjadi.
Ternyata sukses tersebut tak berlangsung lama. Karena sudah ditemukan kulkas. Dengan kulkas, orang dapat menikmati segarnya minuman tanpa harus menunggu lama dan keluar rumah.

Contoh lain, Amazon.com diluncurkan sebagai situs toko buku maya. Barnes & Nobel, toko buku sebenarnya, terpuruk.
Kemudian Barnes & Nobel meluncurkan situs toko buku. Amazon terpuruk. Karena Barnes & Nobel memiliki toko online dan offline, sehingga bisa menekan biaya pengiriman.
Amazon menjual musik, CDNOW terpuruk.
eBay diluncurkan, Amazon terpuruk.
Amazon menambahkan fitur lelang, eBay terpuruk.

Begitulah. Inovasi dan improvisasi harus dilakukan terus menerus untuk terus berada diatas.

Inti dari semuanya adalah tak ada yang abadi. Yang abadi adalah perubahan. Kesuksesan akan berakhir dengan kegagalan jika tidak pandai-pandai melakukan inovasi dan improvisasi. Kegagalan akan menjadi sebuah kesuksesan jika selalu menyikapi perubahan dengan bijak.


No comments: